Terkadang pernah kita berpikir hal pahit yang sudah terjadi, harusnya tidak terjadi. Seharusnya hal itu sesuai dengan keinginan, impian, atau khayalan kita. Seperti contoh tendangan pinalti Terry di final liga champions 2008 saat melawan Manchester United harusnya menjadi tendangan penentu kemenangan, apabila masuk dan tidak terpeleset. Chelsea pun bisa menjadi juara untuk pertama kalinya dalam sejarah. Tapi kenyataanya tendangan Terry membentur mistar gawang, dan dia terpeleset. Hal itu yang digambarkan oleh ElAlonso dalam video karyanya "The Butterfly Effect".
Kemudian seandainya saja sundulan Zidane tidak di tepis oleh G. Buffon saat final piala dunia 2006 sehingga terjadi goal, dan Zidane tidak menanduk Materazzi. Mungkin ceritanya bisa berbeda, Perancis bisa menjadi juara dunia untuk kedua kalinya.
Karya seni indah dibuat ElAlonso dalam bentuk video ini membuat kita mengandai andai, dan tidak habis pikir seandainya semua itu terjadi. Video yang dipenuhi emosi, dramatis, dan effek effek yang bagus membuat video ini menjadi juara Milan Kaka Baros Compilation Competition (MKB CC), kompetisi antarvideografer sepakbola terbaik, edisi ke-8.
Karya seni indah dibuat ElAlonso dalam bentuk video ini membuat kita mengandai andai, dan tidak habis pikir seandainya semua itu terjadi. Video yang dipenuhi emosi, dramatis, dan effek effek yang bagus membuat video ini menjadi juara Milan Kaka Baros Compilation Competition (MKB CC), kompetisi antarvideografer sepakbola terbaik, edisi ke-8.
Sesuai judulnya, ElAlonso ingin memberikan pesan nyata melalui video ini bahwa Efek Kupu-Kupu itu ada di sepakbola. Ya, tanpa disadari, setiap momen, bahkan kesalahan yang terkecil sekalipun, dapat memberi dampak luar biasa besar yang akan menentukan masa depan, atau dalam bahasa sepakbola: hasil akhir.
0 komentar:
Posting Komentar